Semarang,here we going to do!
17.35
Masih bersama mereka yang senyumnya kini mengudara, melejitkan
semangat seorang pemimpi dan berusaha merelalisasikannya. Masih bersama pagi
yang menggantungkan misi dan persahabatan,
Jogjkakarta, 26 Agustus 2013
Pagi dini hari, tidak seharusnya jogja sedingin ini, rasanya
gigi gemeletuk dan malas mandi, padahal kita harus berkumpul di meeting point
habis solat subuh on-time. Ga pake ngelantur. Bulan ini bulan ber nomaden ria
bagiku, dari turun gunung ceremai, aku harus menepati janjiku untuk
‘mlaku-mlaku’ kembali bersama team ‘jalan-jalan selalu’ versi team kecil kami,
awut-awutan,modal bajet uang lebaran dan tetap aku yang paling cantik disini
*narsis.
Halo kota Semarang ! ucapan selamat datang dengan truk yang
besar- besar menghimpit motor kami, asap yang keluar dari pantat nya
mengepul,menyemprot muka kami menjadi hitam, bulukan. Semarang adalah kota
industrialisasi, kota dengan panas menyengat kulit dan dipenuhi pabrik-pabrik
besar bertuliskan PT bla bla bla hampir setiap jalan sejak masuk Ambarawa
menjadi pemandangan kami.
Perjalananan yang membuat pantat lumayan tepos, perkiraan 3
jam sudah sampai pada destinasi pertama, ditambah jam nyasar-nyasar nya, boleh
dihitung kami mengukur aspal total berapa jam?, oh shit.
Mencari jalan
Simongan itu rumit. Setelah kami berdiri di tengah tengah kota Semarang dengan
berbagai simpang. Mengambil titik tugu muda sebagai pacuan, kemudian kami
bingung. Pada akhirnya keberadaan kuil Sam poo kong yang merah menyala itu
berhasil kami temukan lewat pesan pak tukang sampah. Matahari yang semakin naik
mengahajar tubuh kami, keringat, dan terus berkeringat.
Bersandar di bangku panjang, muat untuk kami bertiga
‘selonjoran’, daun-daun dari pohon yang menaungi kami ditiup- tiup angin,
berjatuhan, tak ada suara yang kami timbulkan kecuali suara angin yang berkibas
kibas pada daun telinga kami, menyejukkan.
Sam poo kong, klenteng berdarah Tionghoa ini semua
penjaganya bermata sipit, hanya yang
jaga toilet dan tukang sapu bermata ‘belo’. Klenteng sam poo kong semuanya
merah, dominan merah menyala nyala, sebagiannya ada kuning,hijau dan cokelat
warna si naga-naga khas negeri Tiongkok.
Ternyata ada yang
menguasai tempat ini, patung besar di hadapan kami hanya diam memandang halaman
klenteng yang luas. Aku memperhatikan
matanya, patung dengan tubuh besar ini adalah patung Laksamana Cheng Ho yang
terkenal di buku sejarah itu ada di hadapanku.
Patung itu mengisyaratkan laksamana asal Tiongkok itu pernah
singgah di Semarang. Konon, dahulu kala Semarang salah satu wilayah yang
disinggahi secara tak sengaja oleh Laksamana Ho dalam misi perdamaian Nusantara
sekitar abad ke-15. Dan beliau terpaksa berlabuh disini lantaran anak buahnya
ada yang sakit.
Setelah menggila bersama di Sam poo kong, puas narsis di
depan kuil yang mirip latar di negeri orang, sekarang kami membantu program
pemerintah ‘Museum di hatiku’ sebagai rangkaian visit Semarang Agustus 2013.
Stay di motor, dan mulai haus dan lapar. Jalanan mulai punya fatamorgana
terpantul dari terik.
Lalu seperti apa Museum Ronggowarsito yang sering disebut-sebut sebagai
salah satu museum terlengkap di Indonesia,yang memiliki sekitar 50 ribu
koleksi itu?
Seharusnya banyak orang yang sadar akan pentingnya sejarah,
di Semarang ini banyak memiliki museum.Selain museum diatas, Kota Semarang
keseluruhan merupakan sebuah museum yang terus berubah secara dinamis.
Unfortunately, museum-museum di Indonesia relative sepi pengunjung. Dan seperti
saat kita berkunjung ke museum ini.
Let’s Party ! Anggap ini museum pribadi. Kita bisa lari-lari sepuasnya,
melewati batas pagar pengunjung dan berfoto gila di dalam tanpa harus malu
diliatin orang. Orang pengunjungnya hanya kita.. Joss gandos banget. Sebelum
berkeliling kita showeran gratis pake kipas volt AC dari pintu masuk dengan
formasi berjejer menghilangkan panas
dari luar. Segerr..
Di dalamnya banyak
galeri yang sudah tidak berdaya, alias sudah tidak memiliki daya tarik. Entah
sepertinya ini harus banyak inovasi lagi untuk menarik hati para pengunjung.
Melihat museum ini rasanya aku tidak bahagia, tempat yang
seharusnya dibanggakan dengan peninggalannya, namun di era seperti ini, para
bocah pun enggan berkunjung ke tempat
ini, terkesan kuno atau udik, padahal sedikit saja kau tahu, bahwa museum
adalah miniature sederhana dari budaya dan sejarah tanahmu yang kita cintai
bersama ini.. Bagaimana pak pemerintah? Sudikah anda membuat gebrakan baru
untuk bangsa ini terkait tentang museum di hati kami?
0 komentar
terimakasih sudah mau berkunjung dan berbagi komentar :)