Adalah Wira, seorang anak kecil yang memakai anting dengan kepalanya yang botak dan berbulu mata lentik menjaga toilet di sebuah rumah singgahan di dekat kawasan wisata gunung Bromo,banyak bicara dan agak judes,saya hanya mengantri sambil memperhatikan anak itu yang terus menghitung uang di toples berulang ulang, lelah saya mengantri sambil berdiri, saya mengambil posisi duduk di sampingnya dan mulai membuka pembicaraan, sudah saya tebak dari awal Wira ini bukan wanita, tapi adalah pria!. Beragama Hindu taat,seperti warga-warga lainnya di suku Tengger ini.Bau badannya yang menyengat seperti bau sesajen persembahan umat Hindu.

Sekitar 3 bulan yang lalu, saya menyempatkan weekend kali ini untuk mengunjungi Malang, yang bukan hanya terkenal dengan apel Malang nya, namun juga banyak tempat wisata yang menakjubkan.

Dari Pare-Kediri saya berangkat malam hari bersama rombongan dari tempat kursus di kampung Inggris, dengan mengocek uang IDR 150.000, kita semua akan mendapat paket wisata ke tiga tempat, pertama yaitu BNS(Batu Night Spetacular),Touring Mt. Bromo sepuasnya,singgah di alun alun Malang serta ke tempat pusat oleh-oleh di Malang,dan mendapat jatah 2x makan.

Untuk yang ingin dalam waktu lama menunjungi wisata Gunung Bromo ini, banyak sekali home stay atau penginapan yang bejejer di Cemoro Lawang, dengan kisaran harga yang ber macam macam untuk menginap per harinya,pastikan yang low budget untuk para backpacker dan memilih tempat yang nyaman  serta aman.

Pukul 03.00,matahari belum juga terbit,sebagian desa ini masih sangat gelap,sepertinya temperature udara sekitar 10 dejarat celcius membuat saya sedikit menggigil,spontan saya mengambil jaket dan memakai sarung tangan untuk menghangatkan tubuh,kita masuk ke rumah warga, entah itu rumah atau memang dikhususkan untuk pendatang, warga lokalnya khas memakai jaket, tutup kepala, dan sarung yang melingkar di lehernya, mereka menawarkan penyewaan jaket tebal ala eskimo dan berjualan tutup kepala dengan harga @15.000rupiah dengan berbagai corak dan warna.

          
  Semua orang juga tau bahwa Gunung Bromo memiliki pesona alam yang luar biasa indahnya,akan tetapi untuk sampai ke Penanjakan harus memakai kendaraan, meskipun demikian, kita harus pintar mencari alternative yang menekan budget dalam memilih kendaraan, tidak semua orang tau harga’permainan’ penyewaan jeep untuk sampai ke Penanjakan yang bisa sampai jutaan. Oleh karena itu lebih baik memilih menggunakan motor sendiri atau menyewa kendaraan seperti truk atau pick up yang harganya bisa jauh lebih murah.

 ini rombonganku yang akhirnya naik pick up

            Akhirnya kami memilih untuk menaiki pick up dengan berbagai negoisasi ,mengejar sunrise untuk naik sampai ke Penanjakan, seperti biasa, jalanan menuju puncak tidaklah lurus-lurus saja,berkelok bahkan melingari jurang, namun jika saja ini siang, saya yakin ke eksotisme an pemandangannya pasti sungguh sangan luar biasa, bosan hanyak duduk melekuk tubuh dalam pick up, saya memilih berdiri melawan angin sambil mengirup pagi, dingin tapi segar sekali. Ditengah jalan sebelum sampai ke tempat, jalanan macet mendadak, banyak motor di tengah jalan, mobil jeep yang besar mulai turun dan jalanan banyak orang dan polisi yang mengamankan. Ada apa ini? Ternyata Bromo sedang dihajati oleh Pak Presiden SBY, Bu Ani beserta antek anteknya, kabarnya mereka akan mengadakan penanaman kembali, atau penanaman 1000 pohon langsung oleh pak Presiden di kawasan Bromo ini. Hal ini pula yang membuat pick up kita di tahan untuk tidak sampai Penanjakan karena Pak Presiden sedang ada disana. Sempat kesal saya, Pak Presiden membuang moment saya yang harusnya saya berada di Penanjakan untuk mengejar sunrise, akhirnya kami semua turun dan memilih jalan untuk sampai ke suatu bukit yang viewnya juga bagus untuk menikmati sunrise dan melihat gunung Batok yang di belakangnya ada kawah si gunung Bromo yang meledak ledak.Di atas bukit ini banyak penjual minuman hangat,oleh karena itu siapa saja bisa dengan mudah menikmati sunrise sambil meneguk secangkir minuman hangat..

 Matahari sudah mulai naik ke permukaan, kita akhirnya harus melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya,menuruni bukit yang ternyata namanya adalah bukit cinta. Berjalan turun ke bawah melintangi banyak bukit, dari atas sini, terlihat Gunung Semeru yang berdiri megah dan siap ku daki setelah ini.

Pick up yang menunggu kami di bawah kemudian membawa kami ke suatu tempat dimana tempat itu adalah kerajaan pasir dan debu, Semua kendaraan yang berjalan diatasnya,dari ban kendaraannya pasti akan mengeluarkan debu yang banyak seperti asap yang mengepul ke udara, di sarankan untuk memakai kaca mata, karena pasir yang berterbangan itu bias masuk ke mata, hidung maupun mulut dan membuat baju kita kotor, mengeras karena pasir pasir itu. Namanya Pasir berbisik, mengapa disebut demikian? Bukan karena pasirnya jika telinga kita di dekatkan lantas bisik bisik lho ya, pasir berbisik ini karena bentuk tekstur pasirnya mengikuti bisikan angin atau alur angin sehingga, membentuk bagian pasir yang melekuk lekuk dan membentuk corak seperti sisik ular, dari atas pick up yang terus melaju kencang kita bisa melihat banyak bukit yang berbentuk setengah lingkaran dengan ditumbuhi tanaman yang sangat hijau. Biasanya orang sering menyebutnya sebagai Bukit Teletubies, karena bentuknya yang mirip di halaman bermain pada film teletubies,juga karena bentuknya meningatkan saya pada jajaran pegunungan Alpen di Eropa yang fotonya dikirimkan dari teman saya yang sudah pernah ke Eropa.

Kami turun sambil berfoto dan berlarian di sela sela bukit tersebut. Ini mengejutkan, ternyata Pak SBY sedang ada disitu juga, dari kejauhan orang orang sudah berbaris untuk menyambut kedatangan pak Presiden,awalnya rapih, namun entah semua pengunjung Bromo sangat ingin mengambil moment dengan adanya pak SBY disini, tiba tiba jadi berdesak desakan untuk berfoto bareng pak Presiden, saya tidak mau ambil susah, saya kasih kamera saya pada teman laki laki saya dan saya suruh untuk menerobos untuk sekedar mendapat foto pak Presiden ini. Haayeeuhh-_-

Kita berputar kembali untuk ke tempat selanjutnya masih dengan track diatas pick up melawan badai pasir dan debu, kali ini kita memang harus memakai kacamata dan masker,di kawasan kawah Gunung Bromo ini untuk sampai keatas untuk melihat kawah Bromo saya harus menanjaki gunung yang penuh dengan pasir ini terlebih dahulu dengan jarak kira kira 100KM dari bawah, apabila telah berputus asa,biasanya karena lelah atau tidak kuat dengan badai pasir, banyak warga local yang menyewakan kuda sebagai alternative untuk menuju kawah di puncak dengan IDR100.000 kita tidak perlu susah menanjak dan memakan pasir terlalu banyak.

Sebelum menaiki tangga yang cukup panjang sebelum akhirnya sampai ke kawah gunung Bromo, kita bias berfoto foto terlebih dahulu di tanah kering yang membentuk ‘lekok’dan pecah pecah akibat letusan gunung  bromo tersebut dengan view gunung Batok yang terlihat sangat dekat. Akhirnya kita harus menaiki anak tangga yang panjang dan sempit ini untuk tujuan kita,melihat kawah gunung Bromo. Setelah mengatur nafas panjang dan mengelapi muka yang penuh dengan pasir yang menempel, kami menyempatkan melihat kawah yang berwarna hijau serta menguap panas yang tinggi, kami hanya bias melihat diluar pagar karena letak kawah itu sangat berbahaya,jika tidak berhati hati kita bisa terpeleset kemudian terjun menjadi santapan empuk si kawah. Puas melihat  kawah dan berfoto foto,akhirnya kita turun kembali menuruni anak tangga yang panjang itu lagi. Dan dibawah kita sudah disambut oleh badai pasir yang dahsyat seperti kabut,saya nyaris tidak bias melihat teman teman saya yang lainnya. Keadaan sekitar gelap dipenuhi oleh pasir. Yang masih terlihat samar hanya jejeran pick up. Spontan saya langsung masuk ke dalam pick up disamping supir.”Pak yang lainnya belum datang ya? Ayolah cepat pulang, diluar badai pasirnya luar biasa, dan teriknya udah menyengat banget” saya berkali-kali protes ke pak supir sambil sembarang ambil minuman aqua gels,dan susu kotak entah milik siapa karena saya sangat haus jadi main serobot aja. Pak supir yang tadinya diam,melihat tingkah aneh saya terus berkata”maaf mba, kayaknya ini bukan pick up yang bawa rombongan mba ”. Saya langsung melihat ke pick up lainnya,disana teman-teman saya sudah siap untuk naik pick up. Saya nyengir ke bapaknya and Specchless. :D*kabur